un-official teaser cahaya dari timur "Beta maluku"
BASED FROM TRUE STORY
Di dalam film ini juga, beberapa alur cerita didasarkan pada kisah nyata dari pemain bola muda / freestyler, asal tulehu Rizalio Akbar Marasabessy sekaligus kontributor Baronda yang pernah merasakan menjadi pemain muda nasional.
-Film Cahaya Dari Timur Beta Maluku, mulai digarap Sutradara Angga Dwimas Sasongko.Proses shooting yang saat ini memasuki minggu kedua, berlangsung di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Pulau Ambon.
Film yang isi ceritanya mengangkat kisah nyata kehidupan Sani Tawainella mantan pemain sepakbola asal Tulehu yang sukses menyatukan anak-anak usia 15 dari dua komunitas Islam-Kristen dalam satu tim sepakbola dan berhasil menjuarai Kompetisi Nasional U-15 (Medco) tahun 2006
Sang sutradara Cahaya dari Timur Beta Maluku Angga Sasongko, mengakui tertarik untuk menggarap film ini karena skenario mengandung pesan moral yang sangat edukatif.
Melalui pemikiran sederahan Sani ingin mengembalikan jati diri orang Maluku, yang saat itu sedang bertikai untuk kembali berdamai sebagai orang basudara yang terbingkai dalam hubungan Pela dan Gandong.
“Kisah Sani Tawainella diperankan Chiko Jerikho menjadi inspiratif mampu menyatukan perbedaan dan menghidupkan semangat anak-anak didiknya bukan hanya soal menang atau kalah, tapi tentang persaudaraan dan perdamaian dalam kehidupan, kata.”Angga.
Kisah Sani Tawainella diperoleh Angga Sasongko dalam perjalanannya ke Tulehu pada tahun 2009 untuk pengerjaan video sebuah apparel olah raga terkemuka. Sutradara yang menghasilkan 8 Nominasi Piala Citra pada tahun 2010 melalui Filmnya Hari untuk Amanda ini kemudian mengutarakan niatnya kepada Musisi asal Maluku, Glenn Fredly.
Hingga proses syuting di Tulehu mulai 7 Januari 2014 lalu, Film Beta Maluku terhitung telah diproduksi selama 4 tahun mulai dari proses riset hingga pengumpulan dana dari investor dan sponsor.
Glend Freddly, mengatakan Film Cahaya dari Timur Beta Maluku hampir seluruhnya menggunakan bahasa melayu Ambon dan keseluruhan karakter anak-anaknya diperankan oleh anak-anak asli Maluku. Film ini mengambil lokasi Syuting di Tulehu, Ambon dan Jakarta serta dibintangi juga oleh Jajang. C. Noer, Shafira Umm, Ridho Hafidz “Slank” dan Glenn Fredly.
Nilai penting akan identitas, persaudaraan dan perdamaian membawa Cahaya dari Timur: Beta Maluku bertemu dengan berbagai pihak yang bersedia mendukung terrealisasinya film ini, salah satunya Gita Wirjawan melalui Ancora Foundation.
Film yang skenarionya ditulis oleh penulis sineas muda asal Maluku M. Irfan. Ramly bersama Swastika Norah ini merupakan film pertama berlatar konflik Maluku dan rencananya akan dibawa ke beberapa Festival Internasional serta rilis di bioskop pada Juni 2014.
Sumber : http://www.radiodms.com/index.php/informasi/2669-film-cahaya-dari-timur-beta-maluku-mulai-digarap
Film yang isi ceritanya mengangkat kisah nyata kehidupan Sani Tawainella mantan pemain sepakbola asal Tulehu yang sukses menyatukan anak-anak usia 15 dari dua komunitas Islam-Kristen dalam satu tim sepakbola dan berhasil menjuarai Kompetisi Nasional U-15 (Medco) tahun 2006
Sang sutradara Cahaya dari Timur Beta Maluku Angga Sasongko, mengakui tertarik untuk menggarap film ini karena skenario mengandung pesan moral yang sangat edukatif.
Melalui pemikiran sederahan Sani ingin mengembalikan jati diri orang Maluku, yang saat itu sedang bertikai untuk kembali berdamai sebagai orang basudara yang terbingkai dalam hubungan Pela dan Gandong.
“Kisah Sani Tawainella diperankan Chiko Jerikho menjadi inspiratif mampu menyatukan perbedaan dan menghidupkan semangat anak-anak didiknya bukan hanya soal menang atau kalah, tapi tentang persaudaraan dan perdamaian dalam kehidupan, kata.”Angga.
Kisah Sani Tawainella diperoleh Angga Sasongko dalam perjalanannya ke Tulehu pada tahun 2009 untuk pengerjaan video sebuah apparel olah raga terkemuka. Sutradara yang menghasilkan 8 Nominasi Piala Citra pada tahun 2010 melalui Filmnya Hari untuk Amanda ini kemudian mengutarakan niatnya kepada Musisi asal Maluku, Glenn Fredly.
Hingga proses syuting di Tulehu mulai 7 Januari 2014 lalu, Film Beta Maluku terhitung telah diproduksi selama 4 tahun mulai dari proses riset hingga pengumpulan dana dari investor dan sponsor.
Glend Freddly, mengatakan Film Cahaya dari Timur Beta Maluku hampir seluruhnya menggunakan bahasa melayu Ambon dan keseluruhan karakter anak-anaknya diperankan oleh anak-anak asli Maluku. Film ini mengambil lokasi Syuting di Tulehu, Ambon dan Jakarta serta dibintangi juga oleh Jajang. C. Noer, Shafira Umm, Ridho Hafidz “Slank” dan Glenn Fredly.
Nilai penting akan identitas, persaudaraan dan perdamaian membawa Cahaya dari Timur: Beta Maluku bertemu dengan berbagai pihak yang bersedia mendukung terrealisasinya film ini, salah satunya Gita Wirjawan melalui Ancora Foundation.
Film yang skenarionya ditulis oleh penulis sineas muda asal Maluku M. Irfan. Ramly bersama Swastika Norah ini merupakan film pertama berlatar konflik Maluku dan rencananya akan dibawa ke beberapa Festival Internasional serta rilis di bioskop pada Juni 2014.
Sumber : http://www.radiodms.com/index.php/informasi/2669-film-cahaya-dari-timur-beta-maluku-mulai-digarap